Rabu, 27 Mei 2015

Jaran Kepang, Usaha Kami Dalam Melestarikan Seni dan Budaya

Awalnya hanya sebuah bincang-bincang biasa, gagasan untuk membuat kegiatan bagi para pemuda, untuk wadah kreativitas, dan untuk melestarikan seni bidaya warisan leluhur. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika antusiasme para pemuda mampu menembus batas nalar. Bagaimana tidak?, ketika kami putuskan untuk memulai tak tergambar kalau kami akan dapat sejauh ini, modal kami hanyalah tekat, soal modal materi tak kami risaukan karena kami percaya dengan tekat kami akan mampu mewujudkan mimpi kami. 

Jaran Kepang, ya, yang kami maksud adalah niatan kami untuk membangkitkan kembali kesenian lokal yang sempat "jaya" di desa kami. Dahulu di desa kami banyak sesepuh yang merupakan pemain Jaran Kepang, sampai sekarang juga masih hidup namun sudah jarang tampil, pun demikian dengan "bekas-bekas" kejayaan itu masih ada. Jaran (kuda), gamelan, serta perangkat kesenian jaran kepang sepertinya masih ada, namun sudah jarang dan hampir tidak pernah keluar lagi.

Maret 2015, kalau tidak salah pada bulan itu kami mulai membuat jaran kepang, benar-benar dari nol.
Menggambar bentuk Jaran Kepang
Anak-anak turut serta dalam pewarnaan
Pengecatan Jaran Kepang oleh para remaja
Bersama-sam mengecat Jarang Kepang
Yudi - Mengecat kuda dan bersenang-senang
Finishing dalam pewarnaan Jaran Kepang
Dalam pengerjaan pembuatan jaran kepang ini modal kami hanya semangat, kepercayaan dan kebersamaan, kami tidak mempunyai jadwal tetap, tapi biasanya kami kerjakan pada malam hari, siapa pun boleh andil dalam pembuatan jaran kepang ini. Ini adalah murni ide dari para pemuda, namun dari anak-anak sampai orang tua boleh berperan serta.

Melihat keseriusan kami, banyak orang yang turut membantu berupa tenaga, pemikiran, konsumsi, atau apa saja yang berkaitan dengan kegiatan kami ini. Beberapa sudah ada yang melontarkan secara lisan kesanggupan untuk membantu sekedarnya dalam kelengkapan, karena setelah kuda-kuda dari anyaman bambu ini selesai dibuat, kami masih harus berfikir tentang gamelan, seragam, dan kelengkapan lainnya.

Sampai saat ini, akhir bulan Mei, belum selesai juga pengerjaan jaran kepangnya, target awal memang akhir Mei ini bisa selesai, namun hal tersebut tak menjadi soal karena tujuan kami bukanlah soal target penyelesaian tapi pada kepuasan kami dalam berkreasi. Kami mulai berfikir kendala yang akan kami hadapi, utamanya terkait dengan dana atau keuangan, karena setelah kuda dari bahan kepang (anyaman bambu) ini selesai, kami masih harus berfikir tentang gamelan dan juga seragam, karena kami ingin pada saat agustusan nanti kami sudah bisa menampilkan hasil karya kami ini.

[bersambung pada tulisan berikutnya]

0 komentar:

Posting Komentar