Senin, 25 Mei 2015

Kami Nyinom Karena Kami Adalah Sinoman

Kridho Mudho Ngesthi Susilo adalah perkumpulan muda mudi yang salah satu tugas atau kewajibannya adalah membantu masyarakat yang sedang punya hajat untuk mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran acara. Kami biasa juga disebut dengan istilah Sinoman. Apa itu sinoman?, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari Sinoman adalah:

Sinoman/si·nom·an/ sekelompok pemuda yang membantu orang yang sedang mempunyai hajat sebagai pelayan tamu (terutama di pedesaan). [sumber]

Ya, salah satu tugas dan kewajiban kami sebagai sinoman kurang lebih sama seperti yang diuraikan dalam deskripsi tersebut. Saat melakukan kegiatan sinoman, kami biasa disebut dengan istilah Nyinom, barangkali ini lebih kepada aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh sinoman, makanya disebut dengan nyinom. Mohon koreksi bila kami keliru dalam mendeskripsikan.
Menata hidangan untuk tamu (dok 2008)
Bersiap menyuguhkan hidangan untuk tamu (dok 2008)
Anggota sinoman cewek (dok 2008)
Saat orang mau hajatan, biasanya jauh-jauh hari sudah melibatkan para sinoman dalam persiapan acaranya. Misalnya saja ketika orang mau menikahkan anaknya (mantu), mulai saat rubukan/ kumbokarnan, ulem, tarub, sampai saat hari H ketika acara dilaksanakan, sinoman terus terlibat aktif. Beberapa tugas sebagaimana kami sebut dalam setiap kegiatan tersebut diantaranya:

Rubukan/ Kumbokarnan
Acara ini membahas persiapan dan susuanan acara beserta dengan penentuan penanggungjawab masing-masing kegiatan

Ulem
Menyerahkan undangan kepada sanak saudara yang akan diundang dalam acara

Tarub
Mempersiapkan segala sesuatu terkait tempat dan aneka macam keperluan, misalnya pinjam meja kursi, pering gelas, dan sebagainya

Nyinom
Membantu orang yang sedang mempunyai hajat sebagai pelayan tamu dan memastikan acara berjalan lancar, utamanya dalam mempersiapkan konsumsi atau hidangan bagi para tamu

Ulih-Ulih
Entah apa istilah yang tepat, tapi di desa kami biasa menggunakan istilah ini untuk kegiatan merapikan atau membersihkan tempat hajatan setelah acara selesai digelar. Ini adalah kebalikan dari tarub, kalau tarub kami pinjam, saat ulih-ulih kami mengembalikan barang-barang yang kami pinjam sebelumnya.

Dari rangkaian kegiatan diatas bisa kami simpulkan bahwa itulah kami, kami adalah sinoman yang harus siap untuk menyediakan waktu, tenaga dan pemikiran kami untuk nyinom, membantu sesama, belajar bermasyarakat dan menempa diri agar kelak siap ketika membaur dalam masyarakat.

2 komentar:

  1. kalau di tempat saya, ulih-ulih itu semacam balasan untuk orang yang rewang ataupun yg menyumbang.

    BalasHapus
  2. mas fotonya boleh g dipakek buat postingan?

    BalasHapus